Selasa, 21 Januari 2014

Berkalah Ego dengan Asisten


Betapa menghidupi dan meminta orang lain ada dalam rumah kita itu sungguh luar biasa perjuangannya. Di sisi lain kita membutuhkanya, di sisi lain untuk menerima kekurangan dia itu lebih sulit menerima kekurangan suami yang nyata nyata sudah jodoh dari Yang Maha Kuasa. *cieeeeee…. Bahasaku yah…hehhee*.  Dan kala rasa jenuh dan jenuh dengan asisten itu datang lagi, dunia berasa berputar kencang di pelupuk mata **gak muaaaaaaaatttttt… **. Perputarannya itu mampu membuat mood bagus menjadi hangus, nafsu menjadi pilu, senang menjadi gersang… **halahhh…**.

Dan apapun itu yang kita tempuh untuk membunuh kejenuhan itu rasanya tak berujung yah, karena memang asisten  itu adalah kebutuhan kita. Kalau asisten tidak ada, kita juga yang kerepotan. Apalagi dijaman yang serba enak ini, banyak yang tergoda mengambil pekerjaan instan dibandingkan menjadi asisten rumah tangga yang jelas jelas halal dan berkah **alibi sebagai yang mempekerjakan ini mah… hehee**. Tapi iya loh, dalam sebulan itu pasti ada saja teman teman yang tanya mengenai stok asisten buat mereka.

Terus gimana dong supaya semuanya tetep jalan dan clear….???  Semuanya kembalikan ke alamnya, ke Alloh saja… ** cieeeeee… sok alim deh**.  Tapi iya sih, memang harus begono yah. Intinya kalo kita baik, pasti pada akhirnya juga baik. Artinya, kita harus membuang rasa jenuh itu dengan mengerti dan memahami asisten kita. Mengambil hatinya, supaya apa yang kita mau dia juga mengerti dan faham. Memaafkan kesalahannya dan berjuang untuk bisa berbicara sebaik mungkin. Sedikit tidak mudah memang, tapi harus dijalankan. Demi kelanggengan kehidupan yang baik dan enjoy.

KEEP WONDERFUL LIFE…!!!